STATUS NUTRISI
Nutrisi memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses penyembuhan penyakit. pasien yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi akan dapat mempertahankan status kesehatannya dan cenderung memiliki proses penyembuhan penyakit yang lebih baik.
Penilaian status nutrisi melibatkan beberapa indikator yang berhubungan dengan nutrisi, asupan nutrisi, penggunaan energi, dan indikator biokimia. Pengukuran antropometrik akan membantu dalam penilaian status nutrisi.
Penilaian status nutrisi secara langsung terdiri dari: antropometrik, pemeriksaan klinis, iokimia, dan biofisik.
A. Antropometrik
Antropometrik merupakan ukuran tubuh manusia dan berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkst umur dan tingkat nutrisi. Antropometrik digunakan untuk menilai keseimbangan asupan protein dan energi.
1. Berat Badan
Berat badan (BB) merupakan salah satu indikator dari status nutrisi. namun pada kondisi tertentu, pengukuran BB yang aktual tidak dapat dilakukan karena keterbatasan dari pasien misalnya pasien tirah baring atau tidak sadar. untuk mengatasi masalah tersebut, BB ideal dapat diperkirakan berdasarkan panjang badan pasien.
cara memperkirakan BB berdasarkan tinggi badan
BB laki-laki wanita
sedang 48 kg untuk 152 cm yg pertama, selanjutnya 45,5 kg untuk 152 cm pertama, selanjutnya
tambahkan 2,7 kg untuk setiap 2,5 cm tambahkan 2,3 kg untuk setiap 2,5 cm
tambahan tambahan
kecil Kurangi 10% Kurangi 10%
Besar Tambahkan 10% Tambahkan 10%
catatan: perkiraan BB dapat juga menggunakan persamaan Hamwi
- pria: 48 + (TB - 152) x1,06
- wanita : 45,4 + (TB - 152) x 0,89
pengukuran tinggi badan pada pasien yang tirah baring dapat dilakukan dengan beberapa cara pengukuran, yaitu ;
- berdasarkan tinggi lutut. persamaan yang digunakan adalah TB laki-laki = 64,19 - (0,04 x usia) + (2,02 x tinggi lutut), sedangkan untuk wanita = 84,88 - (0,24 x usia) + (1,83 x tinggi lutut)
- berdasarkan armspan (kedua tangan direntangkan, lalu diukur panjang dari ujung jari kanan ke ujung jari kiri).persamaan yang digunakan adalah, laki-laki = 53,4 + (0,67 x armspan), dan untuk wanita = 81,0 + (0,48x armspan)
- berdasarkan demispan
- perdasarkan panjang tulang ulna
IMT dihitung berdasarkan BB dan TB. IMT digunakan untuk menilai status nutrisi dari seseorang atau pasien dan merupakan perkiraan ukuran lemak tubuh.
persamaan yang digunakan adalah IMT/BMI = BB (kg) / TB (m)2, tinggi badan dikuadratkan dalam meter.
penghitungan IMT berdasarkan lingkar lengan atas (LLA):
Laki-laki = 1,01 x LLA - 4,7 dan untuk wanita = 1.10 x LLA - 6,7
nilai standar IMT (yang diusulkan untuk orang asia, 2000)
< 18,5 berat kurang
18,5 - 22,9 BB normal
> 23 preobese
23 -24,9 obese ringan
25 - 29,9 obese sedang
> 30 obese berat
4. Lipatan Trisep. LLA, LOLA (lingkat otot lengan atas)
Lipatan trisep menyatakan status lemak, sedangkan LLA dan LOLA menentukan status protein
LOLA/mid-arm muscle circumference (MAMC) = LLA - (3,14 x TSF)
LLA dalam cm, TSF = triceps skinfold (dalam cm)
sampai saat ini nilai normal LOLA untuk orang indonesia belum ada, namun untuk orang kaukasia, nilai normalnya adalah : 90% standar = 22,5 cm untuk laki-laki, 20,9 cm untuk wanita (Dudek, 2001 dalam Hartono, 2007).
B. Klinis
pemeriksaan klinis merupakan metode penting dalam penilaian status nutrisi. metoda ini didasarkan pada perubahan jaringan tubuh akibat defisiensi zat gizi tertentu. dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial apithelial tissues)
kemungkinan kelainan fisik pada pasien yang kekurangan zat gizi tertentu
1 Tanda umum a. Penurunan berat badan, lesu a. kalori
b. Dehidrasi, haus b. air
c. Pertumbuhan terhambat c. Vitamin A
2 Rambut Kekuningan, kekurangan pigmen, kusut Protein
3 Kulit a. Dermatitis a. niasin, riboflavin, biotin
b. Dermatosis pada bayi b. lemak
c. Ptechial hemorrhages c. asam ascorbat
d. Eksema d. piridoksin
4 Mata a. Photopobia a. riboflavin
b. rabun senja b. vitamin A
5 Mulut a. stomatitis a. riboflavin, asam ascorbat
b. glossitis b. niasin, asam folat, B12, zat besi
6 Gigi Gigi karies Fluor
7 Neuromuskular a. kejang otot a. Vitamin D
b. lemah otot b. potasium
8 Tulang Riketsia Vitamin D
9 Gastrointestinal a. anoreksia a. thiamin
b. mual dan atau muntah b. garam dapur (NaCl)
10 Endokrin Gondok Iodium
11 Kardiovaskuler a. perdarahan a. Vitamin K
b. penyakit jantung b. thiamin
c. anemia c. pyridoxine dan besi
12 Sistem saraf Kelainan mental dan kelainan saraf perifer Vitamin B12
Sumber; Nurachmah, 2001.
C. Biokimia
penilaian status nutrisi dengan menggunakan pemeriksaan spesimen secara labolatoris yang dilakukan pada jaringan tubuh. jaringan yang diperiksa tersebut antara lain darah, urein, tinja, jaringan hati dan otot.
pemeriksaan biokimia digunakan sebagai data tambahan dalam asuhan keperawatan. data yang digunakan adalah total limfosit, albumin, Fe, Hb, transferin, kreatinin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit.
pemeriksaan biokimia yang dikombinasi dengan antropometrik dapat membentu memberikan gambaran status nutrisi dan respon imunologi pasien.
Usia Paruh Batas Normal
Albumin 18 hari 3,5 – 5,5 mg/dl
Transferin 8 hari 200 – 400 mg/dl
Prealbumin pengikat tiroksin 2 hari 15,7 – 29,6 mg/dl
Protein pengikat-retinol 12 jam 2,6 – 7,6 mg/dl
Sumber: Hartono, 2006
Protein viseral dan malnutrisi
Albumin Serum (gr/dl) Transferin serum (gr/dl)
Malnutrisi ringan 3,0 – 3,5 1,5 – 2
Malnutrisi sedang 2,1 – 3,0 1 – 1,5
Malnutrisi berat < 2,0 < 1
Sumber: Hartono, 2006
4. Biofisik
merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnys jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan. umumnya dapat digunakan untuk situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness). cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Daftar Pustaka
Ballmer, P. 2001. Causes and Mechanisms of Hypoalbuminemia. Clinical Nutrition , 20, 271-273.
Bonggard, F. S., & Sue, D. Y. 2002. Current Critical Care Diagnosis & Treatment. USA: McGraw-Hill Companies.
Cairella, G., Scalfi, L., Canani, R. B., Garbagnati, F., & Gentile, M. G. 2004. Nutritional Management of Stroke Patients. Rivista Italiana di Nutrizione Parenterale ed Enterale ,22, 205-226.
Delaune, S. C., & Ladner, F. C. 2002. Fundamentals of Nursing Standards & Practice. Australia: Delmar.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Shahar, S., & Pooy, N. S. 2003. Predictive Equation for Estimation of Stature in Malaysian Elderly People. Asia Pasific Journal Clician Nutrition , 80-84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar